About

3-latest-65px

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 21 Agustus 2017

Gambar Rumah Adat Papua, Makna dan Penjelasannya

nama rumah adat dari papua adalah

Rumah adat papua, Honai, atau yang dikenal juga sebagai onai oleh masyarakat Papua, adalah karya arsitektur unik yang mencirikan kekayaan budaya pulau tersebut. Berikut adalah serangkaian informasi menarik tentang Rumah adat Honai khas Papua.

Mengutip dari sumber Indonesia.go.id, rumah Honai tersebar di lembah dan pegunungan yang menghiasi tengah pulau Papua. Tempat ini ditemukan terutama pada ketinggian 1.600-1.700 meter di atas permukaan laut, memberikan sentuhan keunikan pada lanskapnya.

Rumah adat Papua, Honai, pada dasarnya, adalah rumah mungil yang membanggakan bentuk serupa jamur. Dengan dasar berbentuk lingkaran dan atap kerucut terbuat dari jerami, Rumah Honai menciptakan siluet yang mencolok di tengah pemandangan alam Papua.

Keunikan utama terletak pada atap kerucut yang menutupi hingga bagian bawah, memberikan perlindungan menyeluruh pada dinding rumah dari guyuran hujan. Fungsi ini tak hanya melibatkan perlindungan terhadap elemen, tetapi juga memberikan kehangatan kepada para penghuni di dalamnya, mengusir kedinginan dan menciptakan suasana yang nyaman dan hangat di dalam Honai yang memikat hati.

Baca selengkapnya --> Gambar Rumah Adat Papua, Makna dan Penjelasannya

Rabu, 16 Agustus 2017

Rumah-rumah Adat Jawa Tengah : Nama, Makna, Gambar dan Penjelasannya

  
gambar rumah adat jawa tengah disebut beserta keterangannya

JIKA mengingat rumah adat Jawa Tengah, kebanyakan orang lebih mengenal Joglo. Padahal, ada beberapa rumah tradisional Jawa Tengah yang juga sangat popular.

Memang, dibanding rumah tradisional lainnya, Joglo sering disebut memiliki nilai seni yang cukup tinggi dan hanya dimiliki kalangan bangsawan, seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bangunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. 

Berikut ini adalah rumah-rumah adat Jawa Tengah yang dapat menjadi referensi Anda :
  • Rumah Adat Limasan

    nama rumah adat jawa tengah dan jawa timur
    Dinamakan rumah adat limasan karena bentuk atapnya seperti limas. Atap rumah limasan memiliki empat sisi dan rumah ini banyak sekali ditemui di Jawa. Seperti kampung, rumah ini dimiliki oleh orang kalangan biasa.

    Dari sisi arsitektur, Rumah Adat Limasan ini mempunyai bentuk yang sederhana layaknya bentuk rumah pada umumnya. Yang membedakan adalah sistem kostruksi bangunannya yang dapat dibongkar pasang tanpa merusak keadaan rumah tersebut. Hal inilah yang menjadikan rumah adat Jawa Tengah satu ini terlihat unik dengan sistem knockdown-nya sebagai daya tariknya. Hal itu dikarenakan rumah ini memakai konstruksi kayu secara keseluruhan pada sistem konstruksinya. Sederhananya, rumah dengan bentuk

    Limasan ini hampir sama dengan Sinom, akan tetapi bedanya jika pada arsitektur Limasan terdapat empyak makapada Sinom tidak ada.

    Sepertihalnya arsitektur rumah Sinom, Rumah Adat Limasan ini hampir bisa ditemui di semua Padukuhan di kawasan Kelurahan Argomulyo. Kondisinya pun juga masih baik karena arsitektural rumah ini merupakan ragam konstruksi yang lazim dipakai oleh masyarakat. Jika harus dihitung kira-kira jumlah Rumah Adat Limasan ini sekitar 423 buah.


  • Rumah adat Panggang Pe

    gambar dan keterangan rumah adat jawa tengah

    Rumah “Panggang Pe” adalah bentuk bangunan rumah yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan dasar. Fungsi Bangunan “Panggang Pe” ini untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini mempunyai bentuk pokok berupa tiang atau “saka” sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada bagian sisi sekelilingnya diberi dinding yang hanya sekedar untuk menahan hawa lingkungan sekitar atau dapat dikatakan sebagai bentuk perlindungan yang lebih bersifat privat dari gangguan alam.

    Pada perkembangannya bentuk rumah adat Panggang Pe ini mengalami perubahan menjadi variasi bentukan yang lain, kira-kira sebanyak 6 bentukan hasil dari perkembangan bentuk yang sederhana tersebut.

    Pada masa lalu, rumah Panggang Pe umumnya didirikan untuk kios dan juga warung.


  • Rumah adat kampung

    apa nama dan bentuk rumah adat jawa tengah

    Rumah adat kampung mempunyai kemiripan dengan rumah Pangang Pe yang disatukan. Ciri ciri rumah adat Jawa Tengah ini adalah mempunyai dua teras yaitu di depan dan juga dibelakang. Ciri lainnya adalah rumah ini tiangnya terdisi dari kelipatan empat yang dimulai dari angka delapan.

    Rumah tradisional ini adalah perkembangan dari rumah tradisional bentuk “kampung pokok”. “Rumah kampung srotong” ini memiliki 2 buah “emper”.

    Jadi dapat dikatakan bahwa rumah ini terbentuk dari 2 buah bangunan bentuk rumah tradisional “panggangpe” yang disatukan sehingga mempunyai dua buah sisi atap yang sama bentuknya atau simetris. Pada titik tengah atap terdapat satu bubungan atau “wuwung” yang berfungsi untuk menyangga struktur utama atap dan sudut kemiringan atap serta mempunyai dua buah tutup keong pada sisi penutup samping kiri dan kanan atapnya.

    Keseluruhan konstruksi menggunakan bahan dasar kayu dengan struktur serat kuat seperti kayu jati, kayu sono keling, kayu nangka dan jenis lainnya. Pondasi utama biasanya hanya menggunakan batu yang sering disebut sebagai umpak.

    Struktur keseluruhan tiang tidak bersifat paten, tetapi dapat bergerak, karena menggunakan sistim konstruksi purus sebagai pengunci struktur tiang yang masuk kedalam umpak sebagai titik beban yang terpusatkan. Tiang saka pada bangunan ini keseluruhannya dapat berjumlah 8 buah, 12 buah, 16 buah dan seterusnya. Gambar diatas adalah bangunan kampung srotong yang menggunakan tiang saka sebanyak 12 buah

  • Rumah Adat Tajug

    model rumah adat jawa tengah diambil dari bangunan fungsi dan filosofinya

    Rumah tajug khusus digunakan untuk masjid dan bangunan-bangunan yang lainnya. Masyarakat biasa tidak diperkenankan untuk membangun dengan bentuk ini karena rumah tajug termasuk disucikan.
    Ciri khas dari rumah tajug adalah bentuk atapnya runcing, bentuknya seperti bujur sangkar.
    Istilah tajug juga digunakan untuk menyebut masjid, mushola, atau surau di beberapa daerah di Indonesia.


  • Rumah Adat Joglo
    bagian-bagian rumah adat jawa tengah joglo

    Joglo adalah rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu dan sangat popular. Rumah adat Jawa Tengah yang satu ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang berkocek. Pada masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.

    Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.

    Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri.

    Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan cahaya.

    Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal harganya, bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang mempunyai seni tersendiri.

Rumah Adat Aceh, Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasan Maknanya


gambar rumah adat nanggroe aceh darussalam dan pengertiannya

RUMAH ADAT ACEH atau sering disebut dengan nama Rumoh Aceh adalah bentuk rumah tinggal tradisional orang Aceh pada masa lalu. 

Saat ini, Rumoh Aceh sudah semakin langkah, namun dapat dilihat di komplek Kantor Museum Aceh di Kota Banda Aceh, dan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, serta Rumah Cut Nyak Dhien yang ada di Desa Lampisang, 10 km dari pusat Kota Banda Aceh. 

Jika Anda berkunjung ke Rumah Aceh yang terletak di komplek Museum Aceh banyak terdapat barang-barang peninggalan tempo dulu yang sering digunakan oleh orang Aceh diantaranya pedeung on jok, jingki, guci, Berandam atau Tempat menyimpan padi dll. Jika anda ke Banda Aceh jangan lupa untuk datang mengunjungi dan saksikan keadaan rumah Adat Aceh tempo dulu. Ciri khas rumah adat Aceh ini terdiri dari 44 tiang dan mempunyai 2 tangga depan dan belakang.

1.Asal-Usul Rumah Adat Aceh

Kepercayaan individu atau masyarakat yang hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap bentuk arsitektur bangunan, rumah, yang dibuat. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur Rumoh Aceh, Provinsi, Nanggrou Aceh Darussalam. Pada umumnya Rumoh Aceh merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2,50 – 3 meter, terdiri dari tiga atau lima ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan rambat. Rumoh dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan Rumoh dengan lima ruang memiliki 24 tiang. Modifikasi dari tiga ke lima ruang atau sebaliknya bisa dilakukan dengan mudah, tinggal menambah atau menghilangkan bagian yang ada di sisi kiri atau kanan rumah. Bagian ini biasa disebut seramoe likot atau serambi belakang dan seramoe reunyeun atau serambi bertangga, yaitu tempat masuk ke Rumah yang selalu berada di sebelah timur. Pintu utama Rumoh Aceh tingginya selalu lebih rendah dari ketinggian orang dewasa. Biasanya ketinggian pintu ini hanya berukuran 120-150 cm sehingga setiap orang yang masuk ke Rumoh Aceh harus menunduk. Namun, begitu masuk, kita akan merasakan ruang yang sangat lapang karena di dalam rumah tak ada perabot berupa kursi atau meja. Semua orang duduk bersila di atas tikar ngom (dari bahan sejenis ilalang yang tumbuh di rawa) yang dilapisi tikar pandan. Rumoh Aceh bukan sekadar tempat hunian, tetapi merupakan ekspresi keyakinan terhadap Tuhan dan adaptasi terhadap alam. Oleh karena itu, melalui Rumoh Aceh kita dapat melihat budaya, pola hidup, dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Aceh.

Bagian-bagian dari Rumoh Aceh
Pada bagian bawah rumah disebut yubmoh yang dapat dipergunakan untuk menyimpan berbagai macam benda, seperti Jeungki (alat penumbuk padi) berandang (tempat menyimpan padi) dan juga difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak dan juga sering digunakan tempat ayunan anak-anak bayi.

  • Ruangan depan atau disebut dengan seramoe Keu (serambi depan), ruangan ini polos tanpa kamar yang berfunsi sebagai ruang tamu laki-laki, ruang belajar mengaji anak laki-laki pada malam atau siang hari juga tempat tidur tamu laki-laki. dan disaat-saat tertentu seperti upacara perkawinan ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat jamuan makan bersama.
  • Ruangan tengah atau seuramoe teungoh ini bagian inti dari rumoh Aceh dan sedikit lebih tinggi dari seramoe keu ini disebut rumoh inong (rumah induk) dan tempat ini dianggap suci karena bersifat sangat pribadi. Diruangan tengah ini terdapat dua bilik atau kamar yang berhadapan. Kedua kamar ini untuk tempat tidur kepala keluarga atau pemilik rumah, bila ada anak perempuan yang baru kawin maka dia akan menempati kamar ini dan orang tua akan pindah ke anjong.
  • Ruangan Belakang atau disebut dengan seramoe Likoet (serambi belakang), ruangan ini juga polos tanpa kamar yang berfungsi sebagai ruang tamu perempuan,yang luasnya juga sama dengan seramoe keu ruangan ini untuk kaum perempuan juga digunakan untuk ruang belajar mengaji anak perempuan dan bila tamu yang datang perempuan maka tempat musyawarah ataupun tempat tidur para tamu juga tempat makan bersama untuk orang perempuan jadi di Aceh tamu laki-laki dan perempuan tidak disatukan
nama rumah adat aceh dan keterangannya fungsi dan deskripsinya


Bangunan Rumah Aceh untuk memperkuat tidak menggunakan paku, tetapi menggunakan bahan pengikat dari tali ijok, rotan (awe) untuk pengikat atap yang pada umumnya dari dari rumbia dan ada juga yang menggunakan daun kelapa dan bila didalam rumah idak pernah terasa panas sauna didalam rumah selalu dingin dan bila hujan deraspun tidak pernah kedengaran bising. Rumah Aceh kalaupun tidak menggunakan paku dan terbuat dari kayu namun bisa bertahan hingga ratusan tahun.Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Ka’bah yang berada di Mekkah. Selain itu, pengaruh keyakinan dapat juga dilihat pada penggunaan tiang-tiang penyangganya yang selalu berjumlah genap, jumlah ruangannya yang selalu ganjil, dan anak tangganya yang berjumlah ganjil. Selain sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadap lingkungannya, keberadaan rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosial penghuninya. Semakin banyak hiasan pada rumoh Aceh, maka pastilah penghuninya semakin kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup dengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.Wujud dari arsitektur rumah Aceh kearifan dalam menyikapi alam dan keyakinan regiulitas masyarakat Aceh. Arsitek rumah yang menggunakan kayu bahan dasar dan berbentuk panggung merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap lingkungannya. Secara kolektif struktur rumah panggung memberikan nilai positif terhadap sosial dan kenyaman tersendiri bagi penghuninya, selain itu juga menjamin keamanan dari banjir, binatang dan ketertiban juga keselamatan. Adanya bagian ruang yang berfungsi sebagai ruang-ruang privat, seperti rumoh inong, ruang publik, seperti serambi depan, dan ruang khusus perempuan, seperti serambi belakang merupakan usaha untuk menanamkan dan menjaga nilai kesopanan dan etika bermasyarakat. Keberadaan tangga untuk memasuki rumoh Aceh bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk naik ke dalam rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas yang hanya boleh didatangi oleh tamu yang bukan anggota keluarga atau saudara dekat. Apabila dirumah tidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka (pantang dan tabu) bagi tamu yang bukan keluarga dekat (baca: muhrim) untuk naik ke rumah. Dengan demikian, reunyeun juga memiliki fungsi sebagai alat kontrol sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari antar masyarakat.


Ciri Khusus rumah adat Nanggroe Aceh Darussalam yaitu terdapat beberapa motif hiasan yang dipakai antara lain:
  1. Motif hias atau ukiran-ukiran keagamaan yang diambil dari ayat-ayat al-Quran;
  2. Motif Flora seperti tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiran berbentuk stilirisasi tumbuh-tumbuhan ini tidak diberi warna, jikapun ada, warna yang digunakan adalah merah dan hitam. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap, dan jendela rumah;
  3. Motif fauna yang biasanya digunakan adalah binatang-binatang yang sering dilihat dan disukai; Motif alam digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya adalah: langit dan awannya, langit dan bulan, dan bintang dan laut; dan motif lainnya, seperti rantee, lidah, dan lain sebagainya.

Bagi Masyarakat Aceh membangun rumah artinya membangun kehidupan karena untuk membangun harus memenuhi beberapa persyaratan melalui thapan anatara lain harus menunggu pilihan hari baik yang ditentukan oleh Teuku (ulama setempat), harus peusijuk dengan nasi ketan, pengadaan kayu pilihan, kanduri dan lin sebagainya. Musyawarah dengan keluarga dan bergotong royong dalam proses pembangunan merupakan upaya menumbuhkan solidaritas antara sesama dan penghormatan kepada adat yang berlaku. Dengn bekerja sama permaslahan dapat diatasi dan keharmonisan tetap terjaga.maka rumah yang dibangun diharapkan dapat memberikan keamanan dan keteraman jamani dan rohani.

Rumah Adat Aceh dan Keunikannya

Keunikan rumah Aceh terletap pada atapnya, untuk pengikat tali hitam atau tali ijuk mempunyai yang untuk penahan atap yang diikat tidak bersambung mempunyai kegunaan yang sangat berati, misalnya saat terjadi musibah kebakaran pada bagian atap maka pemilik rumah hanya memotong satu tali saja sehingga seluruh atap rumah yang terhubung atau terpusat pada tali ijok langsung jatuh atau roboh jadi terhindar dari kebakaran kayu dan dapat meminimalisir dampk dari musibah yang terjadi. Pembanguna rumah Aceh harus menghadap utara dan selatan ini dimaksudkan agar sinar cahaya nmatahari mudah masuk kekamar baik yang berada disisi timur ataupun sisi barat, jika ada rumah Aceh yang menghadap kearah barat atau timur maka akan mudah roboh karena menentang arah angin. Namun saat ini, seiring perkembangan zaman yang menuntut semua hal dikerjakan secara efektif dan efisien serta semakin mahalnya biaya pembuatan dan perawatan rumoh Aceh, maka lambat laun semakin sedikit orang Aceh yang membangun rumah tradisional ini. Akibatnya, jumlah rumoh Aceh semakin hari semakin sedikit.Masyarakat lebih memilih untuk membangun rumah modern berbahan beton yang pembuatan dan pengadaan bahannya lebih mudah dari pada rumoh Aceh yang pembuatannya lebih rumit, pengadaan bahannya lebih sulit, dan biaya perawatannya lebih mahal. Namun, ada juga orang-orang yang karena kecintaannya terhadap arsitektur warisan nenek moyang mereka ini membuat rumoh Aceh yang ditempelkan pada rumah beton mereka.Sumber Masyarakat Aceh,pemandu Museum Aceh.
contoh gambar rumah adat daerah istimewa aceh dan penjelasannya

Gambar Rumah Adat Jawa Timur beserta Penjelasan dan Keterangannya


nama rumah adat provinsi jawa timur adalah


DILIHAT dari bentuknya, desain rumah adat Jawa Timur terpengaruh dengan desain rumah khas Jawa Tengah, yaitu Joglo. Uniknya, nama rumah adat Jawa Timur ini lebih sering disebut dengan Joglo Situbondo. 

Rumah Joglo adalah rumah adat yang berbentuk limas. Rumah ini masih banyak ditemukan, khususnya di Ponorogo.

Makna dan filosofi rumah ini hampir sama dengan Rumah Joglo Jawa Tengah. Letak yang berdekatan tersebut antara Jawa Tengah dan Jawa Timur membuat rumah adat jenis Joglo terlihat sama secara bentuk bangunannya. 

Ciri khas yang utama dari sebuah Rumah Joglo Situbondo adalah penggunaan kayu jatinya sebagai bahan dasar pembangunan rumah. Kayu ini sudah terbukti memiliki kekokohan yang baik untuk rumah sejak jaman dulu. Ketika Anda melihat sebuah Rumah Joglo, Anda akan menemui banyak bahan kayu yang digunakan untuk dinding, tiang rumah dan juga lantai rumah. Pembagian ruangan di dalam Rumah Joglo Situbondo hanya ada dua, yaitu:

1. Pendopo
Bagian terdepan dari Rumah Joglo Situbondo dan juga jenis rumah joglo lainnya disebut dengan pendopo. Area ini berukuran cukup luas tepat di depan rumah yang digunakan sebagai area menerima tamu. Selain itu, pendopo juga berfungsi sebagai sebuah balai pertemuan masyarakat Jawa untuk berdiskusi, bermusyawarah, dan bermufakat tentang acara adat maupun hajatan yang akan digelar.

2. Ruangan Belakang
Ruang belakang dalam Rumah Joglo Situbondo hanya dibagi menjadi dua ruangan lagi, yaitu dapur dan juga kamar tidur. Kamar tidur di rumah adat ini bisa dibagi menjadi beberapa kamar sesuai dengan kebutuhan pemilik rumah. Penyekat kamar atau ruangan biasanya bukan terbuat dari dinding, melainkan papan kayu sebagai pembatas. Dapur Rumah Joglo juga termasuk jenis dapur yang tradisional karena masing menggunakan tungku sebagai sumber perapian.
Contoh Gambar Rumah Adat Jawa Timur, Joglo Situbondo :


rumah adat jawa timur beserta gambarnya
rumah adat jawa timur serta penjelasannya 



Ciri khas rumah Joglo yang paling dikenali adalah atapnya yang menjulang tinggi, terutama bagian tengahnya. Ujung dari atap bagian ini juga dihiasi dengan dekorasi atap yang khas. Pembagian kamar yang sudah dijelaskan diatas pada umumnya hanya dibagi menjadi tiga ruangan berdasarkan letaknya, yaitu:

1. Kamar kanan
Kamar yang berada di sebelah kanan Rumah Joglo Situbondo disebut dengan Sentong Tangen.

2. Kamar tengah
Sentong tengan merupakan penyebutan lain untuk kamar tengah yang ada di Rumah Joglo Situbondo.

3. Kamar kiri
Untuk kamar yang terletak di sebelah kiri Rumah Adat Joglo Situbondo disebut dengan Setong Kiwo.

Selain ketiga kamar diatas, rumah adat asal Jawa Timur ini terkenal dengan dekorasi pintunya. Dekorasi yang berupa ukiran di pintu rumah sangat diyakini oleh pemilik rumah bisa melindungi rumah dari semua hal buruk yang akan menimpa. Keunikan lain adalah tentang ruang tengah yang ada di rumah adat ini. Masyarakat Jawa Timur menganggap ruang tengah sebagai ruangan yang sacral, sehingga kamar ini hampir setiap hari selalu diberi penerangan lampu baik siang ataupun malam hari. Isi dari kamar tengah pun juga unik, yaitu kasur lengkap dengan bantalnya dan juga cermin beserta sisir rambut yang dibuat dengan bahan berupa tanduk.

Untuk ruangan yang terletak disebelag kiri Rumah Adat Joglo Situbondo diperuntukkan sebagai kamar tidur orang tua. Sementara untuk ruangan di sebelah kanan rumah digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan barang dan juga peralatan untuk bertani. Area ruang belakang Rumah Joglo Situbondo dimanfaatkan sebagai area membuat suatu kerajinan khas adat Jawa Timur. Kerajinan tersebut nantinya akan dijual kembali.

ciri khas rumah adat joglo jawa timur