About

3-latest-65px

Rabu, 16 Agustus 2017

Rumah-rumah Adat Jawa Tengah : Nama, Makna, Gambar dan Penjelasannya

  
gambar rumah adat jawa tengah disebut beserta keterangannya

JIKA mengingat rumah adat Jawa Tengah, kebanyakan orang lebih mengenal Joglo. Padahal, ada beberapa rumah tradisional Jawa Tengah yang juga sangat popular.

Memang, dibanding rumah tradisional lainnya, Joglo sering disebut memiliki nilai seni yang cukup tinggi dan hanya dimiliki kalangan bangsawan, seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bangunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. 

Berikut ini adalah rumah-rumah adat Jawa Tengah yang dapat menjadi referensi Anda :
  • Rumah Adat Limasan

    nama rumah adat jawa tengah dan jawa timur
    Dinamakan rumah adat limasan karena bentuk atapnya seperti limas. Atap rumah limasan memiliki empat sisi dan rumah ini banyak sekali ditemui di Jawa. Seperti kampung, rumah ini dimiliki oleh orang kalangan biasa.

    Dari sisi arsitektur, Rumah Adat Limasan ini mempunyai bentuk yang sederhana layaknya bentuk rumah pada umumnya. Yang membedakan adalah sistem kostruksi bangunannya yang dapat dibongkar pasang tanpa merusak keadaan rumah tersebut. Hal inilah yang menjadikan rumah adat Jawa Tengah satu ini terlihat unik dengan sistem knockdown-nya sebagai daya tariknya. Hal itu dikarenakan rumah ini memakai konstruksi kayu secara keseluruhan pada sistem konstruksinya. Sederhananya, rumah dengan bentuk

    Limasan ini hampir sama dengan Sinom, akan tetapi bedanya jika pada arsitektur Limasan terdapat empyak makapada Sinom tidak ada.

    Sepertihalnya arsitektur rumah Sinom, Rumah Adat Limasan ini hampir bisa ditemui di semua Padukuhan di kawasan Kelurahan Argomulyo. Kondisinya pun juga masih baik karena arsitektural rumah ini merupakan ragam konstruksi yang lazim dipakai oleh masyarakat. Jika harus dihitung kira-kira jumlah Rumah Adat Limasan ini sekitar 423 buah.


  • Rumah adat Panggang Pe

    gambar dan keterangan rumah adat jawa tengah

    Rumah “Panggang Pe” adalah bentuk bangunan rumah yang paling sederhana dan bahkan merupakan bentuk bangunan dasar. Fungsi Bangunan “Panggang Pe” ini untuk berlindung dari gangguan angin, dingin, panas matahari dan hujan. Bangunan yang sederhana ini mempunyai bentuk pokok berupa tiang atau “saka” sebanyak 4 atau 6 buah. Sedang pada bagian sisi sekelilingnya diberi dinding yang hanya sekedar untuk menahan hawa lingkungan sekitar atau dapat dikatakan sebagai bentuk perlindungan yang lebih bersifat privat dari gangguan alam.

    Pada perkembangannya bentuk rumah adat Panggang Pe ini mengalami perubahan menjadi variasi bentukan yang lain, kira-kira sebanyak 6 bentukan hasil dari perkembangan bentuk yang sederhana tersebut.

    Pada masa lalu, rumah Panggang Pe umumnya didirikan untuk kios dan juga warung.


  • Rumah adat kampung

    apa nama dan bentuk rumah adat jawa tengah

    Rumah adat kampung mempunyai kemiripan dengan rumah Pangang Pe yang disatukan. Ciri ciri rumah adat Jawa Tengah ini adalah mempunyai dua teras yaitu di depan dan juga dibelakang. Ciri lainnya adalah rumah ini tiangnya terdisi dari kelipatan empat yang dimulai dari angka delapan.

    Rumah tradisional ini adalah perkembangan dari rumah tradisional bentuk “kampung pokok”. “Rumah kampung srotong” ini memiliki 2 buah “emper”.

    Jadi dapat dikatakan bahwa rumah ini terbentuk dari 2 buah bangunan bentuk rumah tradisional “panggangpe” yang disatukan sehingga mempunyai dua buah sisi atap yang sama bentuknya atau simetris. Pada titik tengah atap terdapat satu bubungan atau “wuwung” yang berfungsi untuk menyangga struktur utama atap dan sudut kemiringan atap serta mempunyai dua buah tutup keong pada sisi penutup samping kiri dan kanan atapnya.

    Keseluruhan konstruksi menggunakan bahan dasar kayu dengan struktur serat kuat seperti kayu jati, kayu sono keling, kayu nangka dan jenis lainnya. Pondasi utama biasanya hanya menggunakan batu yang sering disebut sebagai umpak.

    Struktur keseluruhan tiang tidak bersifat paten, tetapi dapat bergerak, karena menggunakan sistim konstruksi purus sebagai pengunci struktur tiang yang masuk kedalam umpak sebagai titik beban yang terpusatkan. Tiang saka pada bangunan ini keseluruhannya dapat berjumlah 8 buah, 12 buah, 16 buah dan seterusnya. Gambar diatas adalah bangunan kampung srotong yang menggunakan tiang saka sebanyak 12 buah

  • Rumah Adat Tajug

    model rumah adat jawa tengah diambil dari bangunan fungsi dan filosofinya

    Rumah tajug khusus digunakan untuk masjid dan bangunan-bangunan yang lainnya. Masyarakat biasa tidak diperkenankan untuk membangun dengan bentuk ini karena rumah tajug termasuk disucikan.
    Ciri khas dari rumah tajug adalah bentuk atapnya runcing, bentuknya seperti bujur sangkar.
    Istilah tajug juga digunakan untuk menyebut masjid, mushola, atau surau di beberapa daerah di Indonesia.


  • Rumah Adat Joglo
    bagian-bagian rumah adat jawa tengah joglo

    Joglo adalah rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu dan sangat popular. Rumah adat Jawa Tengah yang satu ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang berkocek. Pada masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.

    Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.

    Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri.

    Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan cahaya.

    Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal harganya, bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh karena itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang mempunyai seni tersendiri.

0 Comments:

Posting Komentar